Rabu, 11 Februari 2015

Cerita Cinta Ku....



 R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Cerita Cinta  Ku....

Detak jantung terus berlantun, langkah kaki tetap terpadu
Dalam lembaran penuh warna kehidupan angan yang terpendam kan terwujud
Cita-cita yang tinggi kan tergapai dengan usaha serta keriangan dan kesungguhan
Itulah arti dari mencintai diri sendiri

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendoakannya
Walaupun dia tidak berada di sisi kita
Tuhan memberikan kita dua buah kaki untuk berjalan
Dua tangan untuk memegang
Dua telinga untuk mendengar
Dan dua mata untuk melihat
Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati kepada kita?
Karena Tuhan telah memberikan sekeping hati lagi kepada seseorang untuk kita mencarinya
Itulah cinta…

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kita masih mau mencoba
Jangan sesekali menyerah jika kita masih merasa sanggup
Jangan sesekali mengatakan kita tidak mencintainya lagi jika kita masih tidak dapat melupakan
Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan
Walaupun mereka telah dikecewakan
Kepada mereka yang masih percaya
Walaupun mereka telah dikhianati
Kepada mereka yang masih ingin mencintai
Walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan
Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan
Jangan sampai kita menyimpan kata-kata cinta kepada orang yang tersayang
Hingga dia meninggal dunia dan akhirnya kita terpaksa mencatat kata-kata cinta itu pada pusara
Sebaiknya ucapkanlah kata-kata cinta yang tersimpan di benak kita
Sekarang selagi ada hayatnya
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah
Sebelum bertemu dengan orang yang tepat

Kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia tersebut
Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis
Debu menjadi emas
Keruh menjadi bening
Sakit menjadi sembuh
Penjara menjadi telaga
Derita menjadi nikmat
Dan kemarahan menjadi rahmat

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintai kita
Tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kita tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cinta itu kepadanya
Seandainya kita ingin mencintai atau memiliki hati seseorang
Ibarat kata seperti memetik sekuntum mawar merah
Kadangkala kita mencium harum mawar tersebut
Tetapi adakalanya kita merasakan disaat duri mawar itu menusuk jari
Hal yang menyedihkan dalam hidup
Adalah ketika kita bertemu seseorang yang sangat berarti bagi kita
Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti
Dan kita harus membiarkannya pergi

Kadangkala kita tidak menghargai orang yang mencintai kita sepenuh hati
Sehingga kita kehilangannya
Pada saat itu tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi
Cintailah seseorang itu atas dasar “siapa dia sekarang”
Dan bukan “siapa dia sebelumnya”
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi
Sekiranya kita benar-benar mencintainya setulus hati

Hati-hati dengan cinta
Karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit
Orang gemuk menjadi kurus
Orang normal menjadi gila
Orang kaya menjadi miskin
Raja menjadi budak
Jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu
Kemungkinan apa yang kita sayangi atau cintai
Tersimpan keburukan didalamnya
Dan kemungkinan apa yang kita benci
Tersimpan kebaikan didalamnya

Cinta kepada harta artinya bakhil
Cinta kepada perempuan artinya alam
Cinta kepada diri sendiri artinya bijaksana
Cinta kepada mati artinya hidup
Dan cinta kepada Tuhan artinya takwa

Lemparkanlah seseorang yang bahagia dalam bercinta ke dalam laut
Pasti ia akan membawa seekor ikan
Lemparkanlah pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam segudang roti
Pasti ia akan mati kelaparan

Seandainya kita dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam
Tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih
Dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar cangkang yang bergemerincing
Cinta adalah keabadian dan kenangan adalah hal yang terindah
Dalam cinta yang pernah dimiliki
Siapapun pandai menghayati cinta
Tapi tak seorangpun pandai menilai cinta
Karena cinta bukanlah sesuatu wujud yang bisa dilihat oleh kasat mata
Sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan
Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan kehidupan padanya
Serta membuat budak menjadi pemimpin
Itulah dasarnya cinta…

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri
Dan tidak merubahnya seperti gambaran yang kita inginkan
Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri kita sendiri yang kita temukan dari dalam dirinya
Kita tidak akan pernah tahu bila kita akan jatuh cinta
Namun apabila sampai saatnya itu raihlah dengan kedua tanganmu
Dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya

Cinta bukanlah kata yang murah dan lumrah
Tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat melihat dan menilai kesucian
Bercinta memang mudah
Untuk dicintai juga memang mudah
Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh
Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan
Lebih baik cinta itu tak pernah hadir
Karena cinta sesuatu yang membawa keindahan dan kebahagiaan didalamnya

Cinta itu seperti kupu-kupu
Tambah dikejar tambah lari
Tapi kalau dibiarkan terbang dia akan datang disaat kita tidak mengharapkan
Cinta dapat membuatmu bahagia
Tapi sering juga menjadi sedih
Tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya
Jadi janganlah terburu-buru dan pilih yang terbaik
Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang sempurna bagi seseorang
Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantu menjadi dirimu sendiri
Jangan pernah bilang “I Love You” kalau kita tidak pernah peduli
Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada
Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu untuk menghancurkan hatinya
Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang dilakukan kita hanya untuk berbohong
Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain
Adalah membiarkannya jatuh cinta
Sementara kita tidak meneriab untuk menangkapnya
Cinta bukan “ini salah kamu” tapi “maafkan aku”
Bukan “kamu dimana sih” tapi “aku disini”
Bukan “gimana sih kamu” tapi “aku ngerti ko”
Bukan “coba kamu ngga kayak gini” tapi “aku cinta kamu seperti kamu apa adanya

Aktivitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kita sudah bersama
Maupun berapa sering kita bersama
Tapi apakah selama kita bersama kita selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas
Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kita inginkan
Dan menyayat sedalam yang kita izinkan
Yang berat bukan bagaimana cara mengulangi kesedihan dan kerinduan itu
Tapi bagaimana cara belajar darinya
Cara jatuh cinta
Jatuh tapi jangan terhuyung-huyung
Konsisten tapi jangan memaksa
Berbagi dan jangan bersikap tidak adil
Mengerti dan cobalah untuk tidak banyak menuntut
Sedih tapi jangan pernah simpan kesedihan itu
Memang sakit melihat orang yang kita cintai sedang berbahagia dengan orang lain
Tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kita cintai itu tidak berbahagia bersama kita


Cinta akan menyakitkan ketika kita berpisah dengan seseorang
Lebih menyakitkan apabila kita dilupakan oleh kekasih
Tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kita sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kita rasakan
Yang paling menyedihkan dalam hidup ini adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta
Hanya untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kita
Dan kita sudah menghabiskan waktu yang banyak untuk orang yang tidak pernah menghargainya
Kalau dia berkata “tidak”
Maka ia tidak akan pernah berkata “ya” setahun lagi ataupun 10 tahun lagi
Biarkan dia pergi…

Cinta adalah semangat
Cinta adalah kepercayaan
Cinta adalah energi yang tidak bisa dimusnahkan
Ia hanya bisa berubah bentuk
Cinta memang tak harus memiliki
Karena mencintai berarti memberi tak pernah kuminta 

 

Untuk Sobat

 

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sobat
Ku tahu
Kau tak pernah menatap ku
Kau tahu
Ku tak pernah menatap mu
Dan
Kita sama-sama tahu
Persahabatan antara kita
Masih ada
Meski badai
Menentang tuk berkelahi
Meski hutan
Merapat tuk menghalangi
Tapi
Persahabatan tak pernah pupus
Tak pernah putus
Walaupun tanpa suara
Walaupun tanpa sua
Biarkan
Persahabatan antara kita
Tetap deras
Sampai tak berbekas

Jumat, 18 Januari 2013

Aku di Suruhnya Mati

 

Aku di Suruhnya Mati

Aku di Suruhnya Mati
Oleh: R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Orang itu tersenyum pada ku

entah apa gagasan yang ada pada diriku

mengundang dia bergunjing dengan dirinya sendiri

tampak giginya hitam dan berkarat

semestinya aku yang harus tertawa

dan bergunjing dengan diri ku sendiri

seperti apa gagasan yang ada padanya

tak seperti gagasan yang ada padaku

aku semakin heran

dia melambaikan tangan

menyuruh ku berbalik pulang

semakin aku tak mengerti dengan lambaian itu

ah , semakin aku tak mengerti lagi

ketika dia menyuruh ku mati

sambil berbisik halus

dunia ini sudah di penuhi otak otak yang berkarat

Selasa, 01 November 2011

"IBU KAULAH JANTUNG KU"


Kaulah Malaikat penjaga dalam hidupku
Kaulah pelita dalam gelapku
Kaulah pegangan dalam rapuhku
Kaulah penolong dalam susahku
Tak pernah sedikitpun kudengar kau mengeluh
Padahal aku nakal dengan semua perbuatanku
Kumerajuk dengan semua keinginanku
Dan kumarah jika tak terpenuhi apa yang kumau
Tak Pernah sedikitpun kau kecewa
Padahal nilai pelajaranku banyak yang buruk
Padahal aku suka membantah saat kau beri nasehat
Dan aku tahu banyak hal buruk yang telah aku lakukan
Ayah dan Ibu
Luar biasa kesabaran dan cintamu padaku
Luat biasa pengorbanan dan pengampunanmu padaku
Luar biasa semua yang telah kau lakukan untukku
Betapa beruntungnya aku lahir darimu
Dibesarkan dan dijaga olehmu
Jika bukan karenamu tak akan bisa aku seperti ini
Berdiri tegar sampai hari ini
Sekalipun kukumpulkan banyak uang, tak akan terbayar jasamu
Sekalipun kukorbankan seluruh kehidupanku, tak tertandingi dengan jasamu
Sekalipun seluruh dunia kuserahkan dibawah kakimu, tak tersaingi cintamu
tak akan sebanding apa yang bisa kuberikan dengan apa yang telah kau berikan
Ayah dan Ibu
Terima kasih, terima kasih, terima kasih untuk semuanya
Cintamu, kesabaranmu, pengorbananmu, pemeliharaanmu
Tuhan
terima kasih untuk ayah dan ibu yang telah Kau beri


Puisi Perpisahan dengan Sahabat
------------------
Judul: Perpisahan

Kawan ku,
Jika ada saudaraku yang lain diantara kakak dan adikku itu pastilah kau

Saudara ku
Kita sama menyusuri ombak kecil jikala pasang
Berpanas ceria dikala terik

Sahabat ku
Kita mungkin saja pernah menghempas tangis berdua
Bertindih susah bersama-sama
Bermandi keringat tanpa jeda
Tapi aku tak kan bisa gembira tampamu di tanah baru nanti

Sahabat ku
Akan tiada lagi kita berdebat soal bulan
Tak akan pernah lagi berlomba memacu perahu
di tanah baru mungkin akan gersang tampamu

Sahabat ku
Percayalah perpisahan ini tidak membawa senang padaku
Namun ini harus kujalani
Namun kelak kita kan bersua lagi, dengan mengulang kisah-kisah kita kini.






Kau dan Aku

Kau dan Aku
Oleh: R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

kita saling menunggu
Kau menunggu di atas tumpukan batu yang berserakkan
Dan ku menuggu di bentangan pasir yang luas
Itulah kegelisahaan yang tak akan pernah sama

Kelak kita menjalani hidup masing masing
Andai segala sesuatu dapat berjalan sesuai ingin ku
Andai segala sesuatu dapat berjalan sesuai ingin mu
Namun kenyataan hanyalah milik kita sendiri

Betapa bergetar hati ini bila ku sematkan nama mu
Mungkin begitu juga dengan mu
Menyuarakan isi jantung masing masing
Sebab kita hanya mampu Mengeja huruf nama dari kejauhan

Tak kan terhitung kerinduan di dalam jiwa
namun itulah sebaik baiknya jalan yang mesti kita tempuh


Bahasa Hati

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Andai hatimu dan hatiku dapat bicara
Ku bongkahkan apa yang ada di hati ku
Dan begitu juga mungkin di hatimu
Bagaimana kita akan bergumam
Hati kita tak berlidah
Juga tak bergigi
tetapi tak sama dengan lidah yang mengucap di mulut mulut
dia sering berbohong
bahasa hati pasti jujur apa adanya
tak perlu di pagar
tak perlu merangkai kata kata yang sulit di mengerti
jika mereka mampu bicara
dialah bahasa yang tak pernah berbohong
pada setiap huruf konsonan yang mereka ucapkan



Menanti Mu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
berpeluh menanti mu
Kau kirimi surat di atas pelopak mataku yang sering gatal
Membuat ku tak mampu membacanya
Semakin buatku terhanyut dalam indahnya anganku
Andai kau dapat menyentuh mata hati ku yang syahdu tuk hilangkan gundahku
Dan kau mengetahui isi hati ku
Dan kau tahu akan ingin ku
Karena ke gundahan ini seudah lama mengoyak jiwa

 

 

Lidah Si Pendurhaka

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Diantara rinai gerimis malam tadi
Air mata juga turut membasahi jantung mu
Menyimak kata kata yang mestinya tak kau dengar
Dari lidah si pendurhaka malam itu

Sungguh kejam
Dinding kebahagian retak dan pecah karenanya
Dan itulah serpihan
Yang selalu menjengkel di rahim mu

 

Pecandu Rindu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sebuah epidemi saat jiwa mengakui kesakitan
Lengang sudut hati ini saat kutengok
Lembab berlumut saat kubelai
Rapuh sekali jejak rasa yang dia tinggalkan
Menyihirku menjadi not-not bisu yang terbakar lemas
Saat dimana aku datangi kubur masa laluku
Darah akan terasa lendir nanah
Gemuruh nafas akan terasa wewangi muntah

Hingga hati tersihir jingga…
Kutemukan kau dalam dunia semantis
Euforia barat dan timur yang merajai langkah
Memaksaku menjamah aphelium menjaraki kita
Siapa dapat menerjemahkan sayap camar yang mengelabuiku?

Aku pun rindu…
Menghampirimu dengan kecepatan angular yang tak terbatas

Intan dan tiara berkilau menarikan propaganda pengetam
Bagai tetes minyak milikan jatuh menjadi sumbu pertikaian
Terpampang jelas mengoyakku tanpa mantra penyangga
Hingga terpaksa kuenyahkan dengan kutukan tak termaafkan

Aku masih rindu…
Dengan pasak pilar yang takkan tergoyahkan

Mengasihani tongkang hati yang lama tak berlabuh
Biarkan masa itu habis ditelan veela simpananmu
Atau jasadku kandas tenggelam dalam bumi pertiwi
Kehadiran mereka adalah bahasa waktu yang enggan kugenggam

Aku akan selalu rindu…
Sebab perasaanku tak terbendung oleh friksi

Namun, kepada siapakah?
Perkamen hidup dimana disitu tak ada siapa-siapa
Sebab yang kurindukan meneriakiku bukan siapa-siapa

Jadi, rindu ini untuk siapa?
Tak ada siapa-siapa yang inginkan menjadi siapa

Timur Laut, 20 November 2010

Kangen Kamu, Siapapun!!

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Mengais cerita
Mengusap bibir yang basah
Merangkul dada yang sesak
Bertukar kegelisahan
Kemana kan kau cari selain padaku
Saling menunggu, kunci sebuah rindu

Ah,
Aku kangen


Anomali

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
untuk satu kisah yang buta
hari yang selalu dipenuhi dengkur tropika
aku menagih betah pada sebuah pelayaran panjang.
menuju sungai susu tubuhmu

lalu seribu tanganmu menawarkan hati
hati baja, hati tembaga
yang berdiri dipuncak-puncak tebing tanpa tiang
menyambutku dengan risau menganga

aku adalah pisau-pisau terpanggang
yang akan mengubur perih mantramu
dengan rasa cemburu
atas nama eros
ku kecam bulan bertato mawar
karna rakaatku selalu wajahmu mengampar

maka biarkanlah aku menjadi sungai
yang menanti sesat alirmu

 

Selamat

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
SELAMAT
Kenapa hari ini beda
Ku lihat kalender di dinding
Tiada yang berbeda
Semua hanya deretan angka
Berwarna merah dan hitam
Dengan bergambar laut biru
Aku tetap termenung
Jauh menatap birunya laut
Itu gambar yang nyata
Pintu ku terketuk
Angan ku buyar entah kemana
Sebuah bibir tersenyum
Mengulurkan tangannya padaku
“SELAMAT ULANG TAHUN”
Katanya pada ku.


Merapi

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Rintihan suara
Membanjiri telaga
Membendung cahaya
Menutupi sgala cara

Suara mereka
Buat smua rasa
Tak ada kata
Yang terasa

Satu cara smua terhenti
Smua ucap pada illahi
Beri sabar atas ini
Hingga tak lagi ada mati

Satu uluran tangan
Untuk kebahagiaan
Satu bantuan lebih
Untuk obat sedih




Lalu Cium

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
aku masih mengingat tentang bagaimana kita bertemu
aku masih mengingat tentang ciuman pertama kita
diluar sana sangat dingin
angin terburu-buru berlari kesana-kemari
kurasa ia bertekad menerbangkan orang yang berjalan di pinggir, sendirian
tapi kurasa ia juga bertekad mengeratkan tubuh kita
agar bertumpu
membikin suatu bebunyian yang kasar
yang banyak disuka

aku tersenyum
wajahmu memang wajah kebanyakan, wajah manusia
tapi entah ada selimut yang menyembunyikan sesuatu disana
membuatku memburu

bagaimana engkau mendekatiku, lalu berbisik perlahan
lambat laun mengejar, meraba bibirku
dan lalu rasanya basah, lengket, lalu berlanjut….


Bercengkrama Bersama Senyuman

 R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Pada siapa rindu ku torehkan
pada siapa keelokan ku paparkan
ketika hamparan berkabut kencang
ketika genggaman terlepas jauh
Saat semua menghilang dalam cengkraman indera

Duhai sayup-sayuP rasa Pengasih
Bumbu keindahan dikala mahligai bersemi
Dikala mata memandang tak bersahabat

Kau rasa Pengasih
Kau rasa Penyayang
Kau rasa Penyejuk

Memapahkan ku disetiap keheningan bercengkrama bersama senyuman


Cinta Bernuansa Senja

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
ciNta bernuansa menari bersama senja
Terbuai daLam meLodi nada-nada haRapaN
menGaYuNkN GETARAn Dan denyut Nadi

Hingga Hadir dLm butiRn mutiaRa MELaMBAI bersanding diantara dedaUnaN dan
tetesan embUn penyejuK kasih membara

Kasih..
Tiada hati reLung2 asmara ku pejaMkan
Tiada Lara puing2 ku hancurKn
Karena Sekeping pecahaN bak rinduku berceloteh
Setetes luka hati ku seakan kasih nan membara
Seolah tak pernah hilang walau kini kau menghilang


Ketika Malam Semakin Diam

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
malam ini tak ada awan
mungkin tersapu hujan
cuma dingin
tak ada hembus angin

kata-kata redam
sebisu langit yang juga diam
bahkan rindu yg biasanya terjaga
lelap entah di laut mana

nafas ini sendiri saja
memanggil pelangi sia-sia
di balik buram kaca jendela
selain sepi yang sempurna
tak ada lagi kawan bicara

dimana kiranya
lengkung pelangi bersembunyi?
tetes air mata
terurai jatuh tanpa suara
tanpa isak yang biasa

lalu semua tenggelam
nafas…juga tetes air mata
serupa langit dan kata”
mereka memilih diam

menyerah untuk istirah
di bahu malam yang mulai patah

Aku dan Hujan

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
dipenghujung sore itu
kau sentuh hatiku dengan kata-katamu yang lembut
dan membuatku berkesan
aku menitipkan doaku pada hujan agar kita bertemu lagi
saat itu mendung dengan sedikit rintik menyertainya
aku memandang keluar jendela kaca
dan tatapan kita saling bertemu
dan saat itu ku selipkan selembar doa dalam gerimis

impian sang pemimpi

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
dalam lilitan kabut kepedihan
dalam jeratan pekik kehancuran
lintas waktu melangkah lambat
jauh mencapai ujung kebahagian

kelak…..
nyatakah kado kebahagiaan itu
bagai emas diselimuti hal ghaib
tak tertebak nyata atau tidak

kelak…..
akankah kerikil tajam ini menyingkir
menjauhi langkah yang menapak
hingga kian terasa ringan berinjak

kelak…..
bolehkah ini terbebas
dari belenggu ketidak pastian
hingga terukir senyum kemenangan

impian……
atau kelak menjadi nyata
berhias tegak di pelupuk mata
jelas terlihat indah sang mentari







Arti Perjuangan hidup yang penuh dosa

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Ingin Sekali kubunuh diriku (tapi bukan bunuh diri)
membunuh diriku yaitu diriku yang membunuh aku
akan kucabik mereka yang ada didalam diriku
yaitu diriku yang berkhianat


ketika pedang menusuk hati
air mata yang terurai
ketika hati membusuk
lidah kelu tak berdawai



Tak Tau

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
disaat kau ada
aku merasa ta’ membutuhkanmu
tapi disaat kau menghilang
kenapa aku merasa ingin mencarimu
disaat kau dekat
aku merasa ta’ ingin bersamamu
tapi disaat kau dengan yang lainnya
kenapa aku merasa sakit melihatnya

aku ta’ kuasa menafsirkan rasa jiwa
ketakutanku terlalu dalam untuk menetapkannya
tapi hati ingin slalu menemukanmu
memastikan tentang keadaanmu

rindupun menjadi duri di jiwa
membuat wajahku basah dengan air mata
hati gelisah dengan berbagai tanya
ingin kusampaikan namun bibir ta’ mampu untuk berkata

dengarkanlah bisik hatiku
rasakanlah dengan setulus jiwamu
bacalah setiap sorot mataku saat menatapmu
setiap tingkah laku ku saat bersamamu

 

 

Sepi

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
hampa rasa diri.
Ini hati bergemuruh
‘tika teringat dikau penuh – seluruh
tinggalkan nama, tinggalkan raut muka
tinggalkan semua yang dikau punya
sebelum asaku bertahta.

Sepi …
hati terpaut padamu
begitu mendendam rindu.
Biar keluh … biarkan menahan pilu,
biar resah … biarkan menahan gundah
merenggutmu, lepas – sudah …

Penerimaan

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
 ‘Ku tatapkan mata hatiku pada penjuru waktu
‘Ku lampiaskan tanya jiwaku pada yang kujumpai
Ada apa dalam getar hatiku ?
Bila bertemu satu angan yang terbayang
ada rasa kian meronta, hendak mencari penawar hati.
Akankah getar hatiku membawa asa ?. Dimana … ?
Karena asaku adalah hidupnya jiwaku.

Langkah demi langkah ayunan hatiku berpijak,
menelusuri gugusan masa hidupku ;
‘Ku rasakan getar-getar penuh misteri,
- seperti jalur seorang musafir,
menyusuri jalan berpasir .. berkerikil .., kadang berbatu.

Perjuangan,
Laskar cinta di medan sunyi
angan menggapai namun tiada membekas
hampa sebuah raihan kandas dalam bidikan,
sebuah perang sunyi di belantara gundahnya hati.

.. cinta kugapai, tiada kudapat,
rinduku …, ‘bak peluru tiada bermusuh.
Kini laskar cinta kesunyian di medan laga,
kutatap – sepertinya …
perang ini sebuah perjalanan panjang.

Haruskah ‘ku lalui seorang diri,
atau diam termenung berteman kalut
sehingga asaku habis merenungi penjuru waktu
yang hanya terpena di hati.

Haruskah ‘ku lalui seorang diri … ?

Kutitipkan Cintaku pada Mentari

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sayang,
ku titip kan cinta ini pada matahari yang selalu setia menyinari bumi,
walaupun dia kadang enggan bersinar,
tapi kan selalu ada mendampingi bumi.
Begitu juga dengan cintaku.

Sayang kutitipkan cinta ini,
pada matahari dengan harapan suatu saat nanti kau bisa menatap matahari dan bisa membaca bahwa ada cintaku disana…

Sayang mungkin aku tidak bisa bermuluk-muluk padamu,
karna kuyakin suatu saat kau tau bahwa aku kan setia selagi aku mampu.

Sayang cintaku ini seperti matahari,
walaupun suatu saat kujenuh padamu,
tapi yakinlah aku selalu ada untukmu..

Sayang,
kutitipkan cinta ini pada matahari,
berharap kau bisa menatap matahari itu,
dan kau kan tau…

Sayang,
ku akan tetap menitipkan cinta ini pada matahari,
walaupun nantinya kau tak kan pernah menatapnya,
kuyakin pasti ada yang lebih pantas tuk menatap matahari itu dan tau ada cinta yang tulus dariku…


Sahabat dalam hatiku

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Bagiku sahabat adalah yang terhebat dalam hidupku
Bagiku sahabat adalah yang teristimewa yang pernah kumiliki
Karena hanya sahabat yang bisa membuat warna dalam keseharianku
Hari-hariku terasa mencekam tanpa kehadirannya

Aku jadikan sahabat sebagai hembusan nafasku
Jadi tanpa sahabat aku merasa nafasku terhenti seketika
Aku jalani persahabatan dalam hati,jauh dilubuk hatiku bukan dalam pikiran atau ingatan semata
Jadi ketika aku ataupun sahabatku melakukan kesalahan,dengan hati pula segalanya diselesaikan.


sepertinya ku terlambat……..??

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
seiring berputarnya sang waktu…
menuntunku menjalani takdir cintaku
kadang kedukaan menjadi temanku setiap waktu..
ku rasakan hidupku hanyalah bernafas duka lara…
tapi semua berakhir setelah bidadari itu datang….membelai lembut jerami hatiku
membuatku bangkit dan ingin hidup selamanya..
tapi rasanya ku terlambat untuk menjenputku kebahagiaanku bersamanya..
dia tlah meyimpan rasa cintanya untuk orang lain….jauh sebelum aku mengenalnya sebagai bidadari penawar duka laraku selama ini………
sepertiya ku terlambat??

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Ku Menangis untuk kebahagiaanmu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Kenapa kepuraanmu begitu berbisa??
kini diriku terjebak dalam setiap anganku…
menanti dan terus menanti kesetiaanmu
meneteskan butiran kecewa dalam penantianku..
Kenapa kau hadirkan sebuah syair cinta untukku??
tapi kau hanya menaburkannya dalam badai penghianatanmu…
memulai semua dengan kata-kata manis yang pahit dalam kesendirianku..
ku menangis untuk kebahagiaanmu…
semoga kau bahagia setelah meluluhkan semua kebahagiaanku
semoga penyesalanmu tak pernah datang untukku…
selamat tinggal sisa-sisa harapanku yang hampa..
terbanglah engkau melemparkan penderitaanku yang tak berujung….

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Untukmu, Para Pencari Nafkah

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sendiri, kudisini Mengamati derap langkah para pencari nafkah
Dalam keterbatasan dan harapan
Menggenggam sebuah impian besar
Impian para kaum sarjana
Sungguh mereka bukan lah mahkluk lemah
Yang hanya bisa mencela kerasnya dunia
Lalu terdiam termakan oleh jaman

Mereka hanyalah kaum yang kurang beruntung
Yang terlupakan oleh kaum beruntung
Terlihat jelas piluh di raut mukanya
Butiran keringat menghiasi setiap bagian tubuhnya

Terpancar semangat di matanya
Dengan senyuman lembut yang menghias wajahnya
Dalam hati ku bertanya
Apa yang bisa kulakukan buat mereka ??

Melihat diriku sendiri yang terjajah..
Sementara kumelihat mereka yang mulai lelah
Namun aku percaya kawan..
Mereka bukanlah orang yang lemah
Mereka bukanlah orang yang mudah putus asa
Mereka adalah harapan bagi keluarganya
Mereka adalah pahlawan bagi keluarganya
Andai aku bisa sedikit membantu …
Ya Robb kumohon berikan kami sedikit peluang …

Luruh

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Hidupku manai
Berkabung jiwa
Pikiran terkulai
Dahi layu
Hati kemelut
Masalah bak danawa
Gundah kapiran
Memegang danda bagi jiwa
Hanya iman yang kenan
Seolah dandapati akan menjemputku

Aku butuh Engkau ya Allah.
Agar semua ini segera luruh
Biarkan aku tetap berada di marcapadamu ini Ya Allah
Agar imanku tak luruh
Agar aku tak ikuti agitator setan
Jangan biarkan aku menjadi agnosia atas semua yang Kau anugerahkan
Maafkan aku yang begitu tambung ya Allah

UntukMu dan orang tuaku dan orang – orang yang ku sayangi
Aku beriman padamu ya Allah
Jadikan hati dan jiwaku afiat ya Allah.
Mutakadim mustajabkan doaku Ya Allah
Luruhlahkan kesalahanku

Jangan kau jadikan aku klaras
Tak ada yang langkara bagiMu ya Allah
Aku bertawakal padamu Ya Allah.
Allah bimbing aku, jaga aku, lindungi aku
Dengan hidayahMu wahai maha pemaaf
Maha pengasih dan penyayang.

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Cinta & Rindu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat

Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi

Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat

Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali

Alone

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Hari demi hari kucoba melupakannya,
Tapi semuanya itu percuma.
Ku coba untuk menghapus kenangannya,
Tapi jawabannya tetap sama.

Apa yang harus ku lakukan?,
Jika dia tak bisa ku lupakan.
Apa yang harus ku korbankan?,
Demi melupakan dirinya seorang.

Aku hanya manusia biasa,
Yang tak akan pernah bisa mencinta.
Aku hanya sebuah bayang-bayang,
Yang tak akan pernah bisa untuk menyayang.

Kini aku pun mulai menyadari,
Aku hanya lelaki yang tak tahu diri.
Kini aku pun mulai merasa,
Aku memang lelaki yang tak pantas mencinta.


Kau Terindah

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
sapaan lembut dari celah bibir merahmu
membuat hatiku lapang
tak ada lagi bimbang dalam
air mata yang berkubang
awalnya sudut mataku tlah berkunang-kunang
bersiap menetaskan semua penat dalam derita panjang
tapi kau hadir hapus semua lara
seolah jiwa takkan lagi merana
bagaimana bisa kulupakan semua
sedang kau terlalu berharga
walau lonceng perpisahan tlah berdentang
memaksa kita tuk pisah
tapi aku tetap disini
karena kau yang terindah
yang terindah

 

Takkan Terganti

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Aku terus berlari
Tanpa henti
Ingin ku kejar dirimu
Walau sampai ke ujung dunia
Dengan airmata bercucuran di pipiku
Tak ku pedulikan rasa sakit di kakiku
kepedihan yang ku rasakan
lebih mengoyak – ngoyak di sini
Di relung – relung hatiku
Sakitnya sungguh tak tertahankan
Ku tak lagi pedulikan orang – orang yang melihatku dengan pandangan ganjil

Biar
Biar semua orang tahu
Biar seluruh dunia melihat
Betapa hancurnya aku
Setelah kau lari dalam damaimu
Meninggalkanku tanpa pesan
Inikah caramu membalas ketulusan cintaku
Ku tutup wajaku saat ku mulai terhenti di jalan ini
Airmata perih masih mengalir
Menyadari cintamu yang takkan tergantikan
Takkan pernah
Sepanjang sisa hidupku

Sang Primadona

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
aku…
kesendirian ini selalu menggerogoti tubuhku
kesepian terus mencoba melobangi jiwaku
perih yang kurasa menusuk sampai ke tulangku
terbang di antara angan
desir ombak pun mengayuh untuk terus menggebu

asa kini menjadi butiran pasir berdebu
hitam kini bercampur menjadi kelabu
sakit yang ku rasa telah menjadi ngilu
percuma aku merindu
kau takkan akan pernah menjemputku

air salju sudah membeku
takkan ada lagi sepatah kata untukku
wahai kawanku
duduk , termangu menunggumu
itu sudah nasibku

kini kelabu menutupi kisahku
melayang jiwaku
terbang besama mimpi yang tak kan kembali
itulah aku…
hanya ini puisi dariku
puisi basah tercipta hanya untuk sangmu Primadona


Tersungkur Sujud dalam Sajadah BUMI-MU

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Pagi yang cerah ketika burung-burung meliuk diangkasa
Bersembunyi diawan-awan putih pada pelataran birunya langit
Bak bersautan dengan tengadahnya tanganku menjulang tinggi
Alunan dzikirku melebihi riuhnya nyanyian mega
Dalam rasa dalam jiwa qalbuku melebihi dalamnya samudera
Tetesdarah rindu bolak balik dalam bongkahan hati
Semakin jernih sampai dijantungtubuh dan,
Duduk terdiam dalam nadi qalbuku.

Helahan nafas silih berganti berirama mengeringi nyanyian zikir
Semakin jauh masuk dalam qalbujiwaku akhirnya sampai pada ruhqalbuku.
Semakin dalam semakin jernih darahrinduku, dan…
Semakin tenang bermukim rinduku pada-Mu.

Rabbi,
Kadang kakiku sudah mulai gontai dilangkahkan,
Kadang nafasku mulai sesak,
Itu tubuh milik-Mu.
Tapi Rab,
Kaki jantungku semakin tegap melangkah
Nafas qlbujiwaku semakin teratur
Mengiringi tetesdarah rindu menuju Arsy-Mu
Ohh, melayangkan jauh melebihi burung-brung itu
Bersautanlah rindu cinta dalam rulqalbu jiwaku
Keharibaan-Mu melebih sautan mega dalam pelataran langit biru.

Aku tertegun dalam aliran nada dzikir,
Tersungkur sujud dalam sajadah bumi-Mu.
Berlipattangan dalam dekapan rindu,
Tersenyum dalam lambaian wajah-Mu dihatiku
Satu kata,…. satu kalimah,….. satu rasa…..
Yang mengantarkan melayang jiwakurinduku pada-Mu
Laa Ilaaha Illa Allah.

Tersenyum di atas air mata yang sepi

hari-hari ku yang sepi…
telah membawa hidupku dalam kesedihan..
canda tawa yang dulu ada..
telah terbawa jauh oleh rasa cintaku padamu…
aku hanya bisa berharap..
kau akan tau dan mengerti…
memahami dan merasakan apa yang aku rasakan..
dan membawa kembali senyuman untuk ku…
senyuman yang dulu kau bawa bersama cintaku…

tapi ada satu hal yang selalu aku takutkan…
kau tak pernah merasakan apa yang aku rasakan..
kau hanya menganggapku sebagai teman..
itu yang selalu membuatku merasa sepi…
tak mengungkapkan apa yang aku rasakan selama ini…
rasa cinta yang terpendam di dasar lubuk hati..

itu yang selalu membuatku tersenyum saat kau bahagia..
melihat kau bersama dia yang kau cintai…
dan dia itu bukan aku…
mungkin memang aku tersenyum bahagia…
tapi sebenarnya hatiku menangis…
menyadari bahwa cintamu bukan untuk ku…
tapi aku akan tetap tersenyum bahagia…
karna bahagiamu bahagia ku juga….

Kerinduanku Padamu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sebentuk awan menghiasi langit
Kau lihatkah itu sayang ?
mencorak indah dilangit sana…
Kutatap, kurasakan kerinduan
kerinduan atas kebersamaan kita…

Sayang awan putih itu masih mewarnai langit,
memberikan corak biru putih pada langit itu…
Ku ingin saat ini kau juga memandang langit itu,
biar kau juga bisa merasakan kerinduan ku yang mendalam…


Untukmu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
# kutulis semua ini dalam resah
# merenungi kebodohanku
# tak pernah terfikir kan seperti ini
# kau yg selalu mendengar keluh ku
# kau yg selalu menemani tawa ku
#

# selalu bisa menuntun ku saat ku terseok dlm gundah
# rasaku tlah bersemi untukmu
# asa ku tlah terpaut padamu …
# selama ni hanya ku simpan semua..
# ku takut ….
# kau kan pergi bila tau ..
# tak lagi dapat ku lihat tawa konyolmu..
# ternyata .. aku salah…
# hanya sesal yng dapat ku kecap..

# tak kusangka ..
# kau pergi begitu cepat
# tinggalkan harap untukku…
# rasa ini hanya menjadi memori..
# kenapa tuhan mengambilmu dari ku…
# mengambil tawaku ..
# mengambil semangatku….
#

# hanya dapat ku pandang deburan ombak tuk mengenangmu….
# sahabat terbaikku…..
# semangat dan tawaku……
# rasa ini masih tersimpan untukmu….
# ku berharap .. kau melihatku …. dari tempat terindah mu…….

Bintang

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Kau yang selalu di hatiku
Yang selalu di jiwaku
Yang menjadi bagian indah di hidupku

Kau yang menjadi bidadari
Walaupun kau tak sempurna
Cinta suci yang ku berikan untukmu

Mungkin tak akan terganti
Bayangmu di hidupku…

Karena ku ingin slalu ada di pelukmu
Ku ingin kau menjadi BINTANG…
Menerangi di setiap malam-malamku
Menjadi indah karena hadirmu..
di hidupku…

Rindu Kebebasan

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Aku rindu pada kebebasan,
Rinduku terpatri padanya…
Laksana sang anak rindu akan ibunya.

Tatkala bisikan dedaunan dan angin,
Mengumandangkan adagium kebebasan,
Aku rindu dan semakin rindu padanya.

Karena,
Aku tlahpun melihat, dan mencari tahu…
Tentang penindasan, penjajahan, dan pembodohan,
Oleh…penguasa negeri ini!

Rasa Ini

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Rasa ini datang begitu saja,
Tanpa permisi ia menyentuh batinku,
Sungguh tak mampu ku ukir pada prasasti apapun,
Betapa ia indah dan menyiksa.

Sesyahdu melodi harmoni,
Rasa rindu itu berbalur bersama waktu,
Bersama gemintang di cakrawala bebas,
Ingin kumelayang menelisik angin…tuk bersua denganmu.

Kekasih…jika rasa itu memeluk jiwamu,
Jagalah ia dengan lembut belaimu,
Meski nestapa kerap hadir mengusik hati yang gelisah,
Aishiteru…!






Putih itu telah pudar

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sesaat setelah perjalanan ini akan terhenti
Bayangan lalu masih membeku di hatiku
Sesaat kemudian mulai mencair
Tinggalkan bayangan yang dulu pernah ada

Dahulu aku bukanlah kapas putih
Dahulu aku adalah tinta hitam dalam lembaran biru
Saat berjalan bersamamu
Aku ingin kisah ini menjadi kapas putih
Kita yang akan memberi warna di kapas itu

Namun sekarang…
Kebimbanganku mulai memuncak
Kebimbanganku akan dirimu selalu terlintas
Perjalanan itu baru akan dimulai
Namun kau hentikan dengan egomu

Aku bimbang…
Aku bingung…
Hingga aku ragu…

Lembaran putih ini ternyata palsu
Kau hiasi dengan nilai yang agung
Kau paksa untuk berwarna putih
Hingga akhirnya putih itu memudar dan sirna…

 

TakdirMu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Takdir telah berkata,
Ya Allah berikanlah kami kekuatan
Walau air mata tak henti tertahan
biarkan kami bisa menerimanya…

Ya Allah ini adalah kehendakMu,
maka semuanya kami kembalikan kepadaMu,
semuanya mempunyai batas,
maka berikanlah pula kami kekuatan yang tak terbatas dalam hal ini…

Orang yang kami sayang,
yang selama ini menjadi bagian dari hidup kami,
kini menghadapMu…
Berilah kemudahan untuknya,
lapangkanlah tempatnya disisiMu,
Ya…Rabb…
Kami tau ini yang terbaik,
maka berikanlah kesempatan kepada kami untuk bisa menerimanya…

Ya Rabb,kami menangis bukan karena tidak menerima takdirMu,
Kami menangis bukan karena tidak beriman kepadaMu,
Tapi kami hanya butuh waktu,
butuh waktu untuk menenangkan diri dari keterkejutan kami,

Ya Rabb..Bimbing lah kami…
Tags: Puisi Ilahi, puisi rabb, puisi sayang, puisi pencipta, puisi islam, sastra islam, puisi takdir, syair islam

Tentang sayang ku

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Kamu tau sayang, aku sayang kamu
kamu tau sayang, sampai kapanpun akan begitu…
walaupun kau mengiris sebagian dari hatiku,
walaupun kau sayat-sayat jantungku,
aku kan tetap sayang kamu sayang…

Walaupun amarah ku memuncak,
walaupun suatu waktu aku meninggalkanmu,
percayalah sayang itu hanya sementara,
aku bakal kembali padamu..

Aku sayang kamu, sayang
tak hirau buatku apakah kau tau hal ini,
apakah berarti untukmu keberadaanku, perhatianku, aku kan tetap pada hatiku,
pernahkan kau tau cara membohongi hati sendiri ?
sakit bukan ?

Aku sayang kamu sayang,
walaupun kau kan menyakitiku,
karena ku tak mau menyakiti diriku…


Saat

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Hanya diam,
saat hati tak mampu lagi menahan…….
saat marah membuncah,
saat semuanya berganti dengan amarah,sesal, kecewa dan sakit hati…

Saat semuanya harus berakhir,
saat hati tak mampu lagi menahan,
sakit, kecewa hanya itu yang dirasa…

Cukup kesabaran, cukup tuk menahan, cukup tuk bertahan…diam…
ketika amarah tak mampu lagi diungkapkan…

Langkah terhenti,
saat merasa tersakiti,
saat merasa terlalu sakit…

Coba redamkan,
ikhlas, dan relakan jadi kenangan,
semuanya…


Untuk Sobat

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sobat
Ku tahu
Kau tak pernah menatap ku
Kau tahu
Ku tak pernah menatap mu
Dan
Kita sama-sama tahu
Persahabatan antara kita
Masih ada
Meski badai
Menentang tuk berkelahi
Meski hutan
Merapat tuk menghalangi
Tapi
Persahabatan tak pernah pupus
Tak pernah putus
Walaupun tanpa suara
Walaupun tanpa suara
Biarkan
Persahabatan antara kita
Tetap deras
Sampai tak berbekas


Menanti Datangnya Sepasang Angsa

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
AKU MELIHAT BUNGA SEROJA
BERTABURAN DALAM RIAM
MENGHIASI SEPANJANG ALIRAN
SUNGAI DIMALAM REBAH

SUNYI SENYAP DITERPA ANGIN
MENGHEMBUSKAN KISAH KASIH SEPASANG ANGSA
DISINI DIANTARA SEROJA
JEJAK ADU KKASIH KEDUANYA

NAMUN..
WAKTUPUN TAK BISA DITUNGGU
DAAN TAK ADA YANG BISA
MELAWAN YANG SATU

KEMUDIAN….
TITIK2 HUJAN MULAI TURUN
SEPASANG ANGSA MUYUNG
MENANTIKNA LANGIT TEDUH PENUH
SEMENTARA SEROJA MURUNG,BASAH KUYUP
MENANTIKAN SEPASANG ANGSA DIDEKATNYA…..

Terhanyut dalam Sepi

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
LONCENG BERBUNYI, AKU PERGI
PUKUL SEPULUH LAMANYA AKU DISANA
DIUJUNG UTARA DARI KELASKU
BUKU-BUKU BERJEJER MENANTIKAN STIAP MATA
JEMARIKU MULAI MENGAPIT SYAIR2 YANG DIBUKUKAN…..

AKU MELIHAT MULAI MERASA
AKU MEMBACA MULAI TERLENA
AKU MENDALAMI MULAI SSEPI

SUNGGUH AKU TERHANYUT DALAM BUAIAN KATA2 GUNING……
SELURUH ORGAN TUBUHKU TERLELAP DALAM KEINDAHAN PUITISME….
WAKTU KEMUDIAN
WAKTU YANG TAK DIIMPIKAN
AKU MULAI MASUK DALAM PASUNGAN
FISKA, MTK, KIMIA DATANG
HATI SEPI MULAI TERBUANG…..

Pandangan Hati

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
waktu berhenti, darah tak mengalir, jantung terdiam…
namun hati seolah menerima cahaya cinta..
begitu perasaanku melihat dia…

rambut lurus membelah alam sadarku…
hitam mata menghisap pandanganku padanya…
bibir manis bagai madu yang memberi rasa dilidahku…
gelap gulita seakan hilang saatku melihat wajahmu…

badan, hati, pikiran, jiwa
seakan mendorongku untuk mendekatinya
ingin mendekapnya lembut
memberi perlindungan dan kasih sayang seumur hidupku

ku ingin mencium bibirnya
menghidupkan suasana malam suci ini
di temani bulan yang menyinari dunia ini

sungguh
cinta datang dan pergi tanpa diduga

Dunia Gelap

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Kutertidur tapi kusadar
Bukan mimpi tapi kenyataan
Perih…Pahit ku rasa……….
Menyenagkan bila tak terasa
Tertawa,tersenyum untuk menutup luka

Ooh sungguh
Dunia terasa gelap saat ku rasa
Beban berat hidup ini sangatlah nyata
Kebohongan serta sandiwara
Menjadi satu dalam rasa

Aku lelah bukan menyerah
Perih..sesak di dada
Tapi…..apalah daya,aku tak bisa mengalah
Nasibku memang begini adanya
Menahan sakit,sampai jiwa terasa tak ada

Kurus,kering …
Walau tak kena siksa
Sesak..Sesak ..rintihku
Melihat derita hidup keluargaku
Walaupun terang,tapi terasa gelap

Aku harus sanggup untuk berkata
Aku bisa..aku bisa…agar mereka terlihat terang
Untuk Dunia


Apa yang kita cari

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Apa sebenarnya yang kita cari,
berkutat pada kebohongan ?
mengenyampingkan perasaan ?

Kita terus ikuti alur,
dari satu kebohongan ke kebohongan yang lain,
dan masing-masing kita tidak sadar bahwa kita tlah memulai tuk saling menyakiti…

Apa yang kita cari,
aku ingin mengakhiri semuanya,
mungkin akulah yang memulainya,
Aku sayang kamu, sayang…
tapi mengapa kita harus mempertahankan kebohongan ?


Air Mata

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Dimana air mata
Di sana ada duka
Namun tidak semua
Air mata
Berakhir dengan duka
Lihat di sana
Seorang bunda
Menangis tertawa
Melihat anaknya
Selamat dari jeram dunia
Lantas benarkah selama ini kau bicara
Air mata
Selalu berakhir duka?

 

 

Suara Dari Jiwa

Aku berontak
Aku teriak
Namun suara dari jiwa
Begitu erat membelenggu dada
Ku coba menerjang, meradang
Ku coba menentang, merajang
Namun langit begitu pekat
Dan angin teramat sarat
Meninju langkah
Membunuh asa
Hingga aku
Tak bisa lari dari keluhku

Kini
Di langit tersungging mentari
Namun bukan mentari yang kuingini
Mentari kini
Tak lagi menatap merata
Wajahnya timpang ke utara
Pada tuan – tuan kaya
Yang congkak di atas beranda
Aku hanya bisa meratap
Senyap
Meresap segala cemar yang berkibar
Tak adakah duka usai akhirnya?

Harum Meruntuh…

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Hitam, kuning, putih, hijau, biru, merah…
Ditanam… Berkerumun tanpa hakekat.
Bergerak perlahan jauh mendekat.
Mencoba meraba diri tersurat.

Tunai waktu panen setengah.
Tiada matang dapat dinikmat.
Menyisa satu…
Hanya satu…?
Ya…
Tinggal satu…!!
Tinggal satu tekad hakekat
Bulat, sehat, kuat…

Semerbak indah lalui indra…
Harum rasuki jiwa…
Segar tanpa gentar…
Menyebar, menjalar, menuju hati dituju.

Sayang…
Tiada asa mampu dinikmat.
Tiada tanggap harap didekap.

Derai

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
semakin jauh
jauh melewati jalan anganku

pikirku melesat tinggi
dalam balik kaca ku tatap kau

lama …
cukup lama, sengaja untuk mengenangmu
sebab,
nanti kita jarang bertemu

deru mobil, serta derai hujan
menyaksikan kita
yang terakhir kalinya
hanya sekali berpandang
kemudian kita berlalu

lampu jalanan,
kaca di jalan
mengisi pikirku
untuk engkau

sebab nanti
setelah malam ini,
aku pasti mendambakan engkau kembali

derai hujan
derai tawamu
entah mengapa …


Sunyi

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
sunyi ini
memaksaku untuk tetap
terdiam
keluh itu
memaksaku untuk mendengarnya

terpaku
dalam hembusan angin
yang hampa
kemudian dalam gelapnya
aku tetap tak bisa banyak berbuat

mereka memaksaku
untuk tetap tinggal
terdiam dalam jalan ini
mendengar segala hembusan

telingaku tuli
pikiranku kosong
mulutku bisu
tangan dan kakiku kaku

kalian hanya memaksaku
sekedar memaksaku
tanpa ada hirauan atau sapaan

tolak menolak tak terhirau
masih terpaku
terdiam
diantara kalian
sunyi …


Cinta Sejati

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
oohh..
wajahmu yang sangat Cantik..
membuatku terpesona…
ketika kau lewat didepanku…
rasanya q ingin memelukmu!

ktika q tetidur…
kau datang di mimpiku,
dan menjadi putri tidurku..

hatimu baik dan jernih…
tak ada noda 1pun yg kremui pada dirimu…
ku berharap kaulah cinta sejatiku..

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Dalam kegelapan malam..

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Dalam kegelapan malam..
Kumendengar gemericik air yang menenangkan jiwa
Membentuk sebuah simponi alam dalam kegelapan
Seperti memainkan lagu sendu
Diantara kekosongan hatiku

Dalam kegelapan malam ..
Kurindukan mentari dengan cahayanya yang sombong
Merasuk masuk kedalam jendela kaca
Mengirimkan sinyalnya akan datangnya pagi
Menghentikan alur dari mimpi indah tentangmu

Dalam kegelapan malam..
Kumainkan jemariku pada sebuah gitar tua
Diiringi angin yang bersiul diantara hamparan rumput kering
Bersama nyanyian jangkrik yang begitu sempurna
Lalu dari situ kubuat sebuah bait lagu indah tentangmu

Dalam kegelapan malam..
Kumenatap ribuan bintang
Dengan sinarnya yang begitu indah
Yang menari diantara cahaya bulan separuh purnama
Membuatku teringat akan senyumanmu
Yang terus membayangi di alam sadarku

Didalam kegelapan malam..
Kutermangu dibuai mimpi
Mimpi akan datangnya seorang bidadari
Lalu menyapaku dengan senyumannya yang suci
Dan membawaku terbang jauh ke dasar hati
Membebaskan diriku dari segala rasa sepi


Inilah Aku

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Lelah….
bersembunyi dibalik ketegaran hati…
saat sendiri, terasa betapa rapuhnya diri ini…

Melupakan apa yg dibutuhkan,
mengabaikan semua yg disediakan….

Sampai kapan ?
bersembunyi dan menutupi kesendirian ini…

Aku lelah bahkan menyerah
tuk meraih sesuatu yg sebenarnya bisa berubah jadi indah…

ini lah aku,
inilah aku dengan semua titik jemu ku…

tapi hanya untuk saat ini,
sampai lelah ini hilang sendiri,
dan kembali lagi tuk bersembunyi


TANPA JUDUL

Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban

Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya

Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan konferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’
Lantaran kelaparan yang menakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna

Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau kau membuka paha
Sedang diluar pemerintahan
Perusahaan-perusahaan macet
Lapangan kerja tak ada

Revolusi para pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan
Lebih banyak lapangan kerja
Bagi rakyatnya
Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau kausesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Berhentilah tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tak bisa dibiarkan
Astaga
Mulut-mulut badut
Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan

Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tidak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan darjat kalian
Mereka harus ikut memikul kesalahan

Saudari-saudariku. Bersatulah
Ambillah galah
Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kinilah giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan
Mengahwini para bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta

Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki
Dengan mudah
Kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan klabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka akan berzina




Dalam Cerita

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sebentar lagi gelap,
Sementara sudut hati masih terluka,
Nyiur melambai suruh kita pulang,
Tepat dibibir senja yang mulai menghilang  ,
Kita susuri langkah terasa asing,
Langkah terseok senja mengiring,
Tak tau langkah tempat berpulang,
Kita saling terdiam,
dan kita hanya dalam cerita,


Perempuan Terbungkus

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Kilau cahaya membuat kau terpaku,
Tiada henti kau bergumam,
Mencetuskan kata kata yang kian tak terarah,
Dalam wujudmu , kau berpeluh,
Ada rasa getir yang kian menyapa mu,
Itu memang seperti roda,
Seperti pula langit,
Dan seperti apa lagi kau tak tahu,
Derai air mata mu seakan jatuh perlahan,
Merungut unsur unsur yang terikat,
Kau ratapi terus rotasi asam manis deburan malam itu,
Kau sadar bukan?
Kau berada pada dua cerita,
Tanah haram dan berbatuan suci,
Entah , kau pilih yang mana,
Mentari tak akan lagi menjawab,
Dia hanya membisu
Mengikuti setiap huruf konsonan yang kau ucap,


Peladang rindu hatimu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Ku berladang rindu di hatimu
Agar musim semi bermekar wangi di jantung mu
Ku bingkai dengan lukisan cinta di sekeliling pagar
Ladang ini milik mu
Pada mekarnya mawar yang  berduri
Sengaja ku berladang rindu di hati mu
Segar udara mu kan berhembus disana
Aku adalah  peladang rindu  hatimu

 

 

Setapak jalan dulu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
jalan setapak yang terlupakan
terkapar dibakar matahari
semak belukar di kedua tepi
berlomba menghapusnya?

Amuk belalai badai membantai,
gemuruh Beribu guruh menyerbu,
cambuk petir mengamuk,
Dan berjuta panah hujan susul-menyusul
Menggempur gempar jalan ku tak berampun.


Rindu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
haruskah cinta mencambuk jiwa
membuat batin merana
tersiksa rindu dendam
duka asmara
haruskah cinta menuai asa
dalam pesona kemesraan yang membuai

begitu lama aku menunggumu
dalam sebuah penantiandan
pengharapan yang tak pasti
kukan tetap menunggumu
walau waktunya akan tiba
dan rindu itu  akan mengusungku dalam keranda kematian

Senja Menjelang Malam

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Aku slalu mencoba..
Pertahankan hatiku..
Layaknya karang,,dihempas debur ombak…
Namun…
Tak ayal bagiku,,rasa rindu itu..
begitu berat, menjelma dalam kalbu..

….Keindahan..
Yang pernah terangkai begitu rupa..
Kini terserak dan membangkai..
Karna puing2 keangkuhan..

aku merasa tertinggal jauh dari mimpiku dan mimpimu..
karna Aku msih disini…
Dan tak mungkin bisa beranjak…
“PADANG KALBUKU MENGGERSANG”
Laksana kemarau panjang..
Keringkan embun di ujung rerumputan…
hmmmmmmmmhhhmmmmm



aku melihat bara dimatamu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Aku Melihat Bara
diMatamu

ketika
Kudaki bara matamu
Lalu kau padaku
Mawar memudar
Bersenandung di warna mekar

Kutarik tirai mantramu
Hingga kidungnya tergelincir
Disela mata
Aku ingin menjadi bulan
Lalu menyusut kedalam
Kata berjuta irisan

kemanakah engkau
wahai perindu yang bisu
aku rindu dongeng perigimu
rayulah mimpiku
sampai aku
hilang benar selera

Katamu lusa adalah janji
Lalu kapan kau akan singgah
Lagi disini.
Di dadaku yang ditumbuhi
Pohonpohon perdu

Kini sudah genap
usiaku
Kemarin adalah mimpi
Yang akan kutaburkan
Diatas batu lazuardi

 

Mimpi Hampir Terhenti

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Semilir angin subuh belai wajah
tatkala baru dibasahi buliran perih
tetesan embun pagi perlahan , namun
pasti menghujam palung hati

Terbidik pandangan pada langit
masih buram , ragu fajar memancar sinar
seolah Cerminan raga rapuh
detak intuisi pun gagu

Sadar nalar akan kekhilafan
Keraguan atas cinta begitu dalam
Kefanaan bathin untuk wujud kepedulian
Bathin suci diabrasi hujan bisikan syaitan

Meski gelombang samudera mengering
Walau langit jatuh pada genggaman
Sungguhpun pena takdir diukir isyarat relung
Namun….., segala tiada arti secuil pun

Seiring getirnya suratan , terpatri di garis tangan
Menjulang tinggi rasa kemunafikan diri
bahkan hampir capai titik aporisma
Kepenatan akal , ku nilai sebagai beban
Rutinnya aliran tangis , ku yakini tiada harganya
Berliter peluh tercipta,perintah beribu kata memberontak sama
Sejenak menyibak tirai keikhlasan ,
Berganti kebencian : mengapa hidup seolah sporatis bersifat culas bagiku!

Akhirnya hanya miliki- Mu
Berjuta kali aku menampikkan -Mu
Bertriliun langkahku tak lepas dari sentuhan-Mu
Berujung segalanya pada cawan kuasa-Mu
peluh , airmata , darah , bahkan tulang belulangku

Dan kini setelah waktu ditentukan
Janji tersembunyi mulai menampakkan diri
Satu per satu asa tertunda menjelma nyata
secercah harap kembali membara
Dari serangkai pigura hidup ini kupadati
makna equilibrium putaran roda bumi
Mohon beri segenggam kesempatan
tuk hadiahi kebahagiaan….
Bagi para insan yang ditakdirkan di sisi

 

 

Di Depan Kaca Dunia

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Saat ini Tangis kembali terisak
Air mata yang terlempar dari kedamaian dan kecerian
Termangu diriku didepan kaca dunia

Aku berdiri dengan air mata menentang kuatnya dunia
dunia seperti menyudutkan aku,
dunia seperti menghina ku,
dan dunia seolah olah mentertawakan aku

Jiwa ku mencengkel di langit hati
Ini adalah masa yang penuh kenangan di dunia ku
Yang terkadang membuatku mengutuk diri ku sendiri
Dan juga peristiwa yang tak jarang pula membuat aku menumpahkan jutaan air mata

Kaca Dunia

Membangun Surga di Dalam Selimut

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Murung wajah mu itu
Sementara dalam wujudmu kau berpeluh
Tiada henti kau bergumam
Menunggu ku di bawah selimut
Untuk membangun bermacam surga di dalamanya

Puisi surga, selimut, membangun

Semua Raja

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
kita semua adalah raja
dinegeri ini semua adalah raja
bahkan semut pun adalah raja di negeri ini
biar kecil,
tetap saja raja,
yang patut dihormati dan dijunjung
karna itulah hakikat raja

Bulan dan Bintang

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
malam ini..
ku termenung di kamar tidurku
paras wajah ku muram
mata ku tak henti mengeluarkan air mata
ku ter ingat pada hari ini
ku merasa perjuangan ku hanya sia-sia
tapi….
seketika aku ingin untuk melihat bulan dan bintang
malam begitu cerah..
ku lihat bulan seperti tersenyum padaku
ku lihat bintang seolah tak ingin ku menangis
sekarang ku sadar
hari ini adalah kegagalan ku
yang harus menjadi cambuk keberhasilan
untuk masa depan ku nanti
terima kasih bulan
terima kasih bintang
karna telah membangkitkan semangat ku

NI’MAT KEBEBASAN

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Kita memang manusia paling sempurna
Punya mata untuk melihat
Punya mulut untuk berbicara
Punya kaki untuk berjalan
Punya telinga untuk mendengar
Punya hidung untuk mencium
Punya akal untuk berpikir
Begitulah kesempurnaan kita
Dibanding dengan makhluk lainnya

Namun tatkala satu  nikmat
Tak dapat kita gunakan
Kita baru sadar akan kebesaran-Nya
Kita memohon kepada-Nya
Meronta-ronta terus memohon
Agar nikmat kembali dahulu kala

Tuhan Yang  Maha Tahu
Maha Kuasa atas segala lehendak-Nya
Kita hanya bisa berdoa dan berusaha
Pasrah kepada-Nya
Kita…kita
Kita manusia akan selalu ingat kepada-Nya
Tatkala butuh  kepada-Nya
Kala hati senang, gembira,ceria
Kita tak ingat kepada-Nya

Begitu musibah sudah dibalik mata
Mulut meronta-ronta
Tuhan Yang  Maha Esa
Tuhan Yang Maha Perkasa
Tuhan Yang  Maha Pengasih, Penyayang
Tuhan Maha segala-gala-Nya

Jika Tiba saatnya 2

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Jika Tiba saatnya 2
Jika tiba saatnya
Manusia akan dibangkitkan dari tidurnya
Berkumpul di lapangan yang luasnya bernar-benar tak terkira
Itulah saatnya
Akan ditanyakan empat perkara
Umurmu kau habiskan untuk apa
Masa mudamu sampai habis dan tua kau pakai untuk apa
Hartamu kau dapatkan dari mana
dan kau belanjakan untuk apa

Saat itu pula
Karena menunggu putusan perkara
Tentang surga atu neraka
Manusia akan merasa sangat payah tersiksa
Karena matahari di dekatkan di atas kepala
Ada yang berkeringat sampai paha,
dada, mata bahkan hingga menenggelamkannya
Semua tergantung dari dosa ketika dia di dunia
Lalu mereka menemui empat ulul azmi yang mulia
Agar memintakan safaat Tuhan kepada mereka
Tapi semua berkata yang sama
Kami semua pernah berbuat dosa
Dan pada hari ini Tuhan telah bernar-bernar murka tak terkira
Keempat-empatnya menyarankan agar mendatangi yang kelima, Kholilulloh dan penutup para Anbiya

Mereka pun bergegas pergi untuk meminta
Muhammad Rasul yang mulia pun setuju dengan mereka
Lalu naik ke atas Arsyi menghadap Tuhan Yang Esa
Syafaat pun diminta
Dengan kemurahaaNya
Syafaat diberikan terutama untuk umat Muhaammad agar masuk ke surga dalam urutan pertama
Selanjutnya nabi terdahulu, umatnya dan pembelanya
Begitulah kisah yang tersirat dalam Hadis yang mulia
Lewat sabda Rasul penutup Anbiya

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Sketsa Malu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Entah karena apa
Berjuta malu dalam jiwa telah sirna
Tak seorang pun tahu kenapa
Memang bodoh bertanya ada apa
Karena sudah nyata
Bukankah nafsu tak lebih dari ujung semua perkara
Menguasai hati manusia
Itulah sebabnya

Tak siang, tak sore, dan malam sama saja
Dia…..
Tetap saja angkuh dengan sombongnya
Seakan menang atas tuduhan perkara
Karena telah banyak merubah
Manusia jadi telanjang tanpa busana
Wanita
Pria
Tua
renta
Hakim pemutus perkara
Polisi negara
Kepala desa
Telanjang tanpa malu tanpa busana
Di panggung sandiwara

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

puisi untuk ibu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Ibu…..
ketika ku mengingatmu
ku terasa sepi
karna jauh dari tempat tinggalmu
jauhmu tak bisa menghapus atas jasamu
yang sungguh mulia

ku menerawang melalui sinar mentari
yang menerobos celah bilik yang sempit
anginpun menghantarkan rinduku pada ibu
rindu yang berisikan doa dan asa

Ibu….
maafkanlah
ku tak bisa bertemu
agar kau sehat selalu
asamu tak munkin terhutung

dau-daun dan lautanpun tak cukup dijadikan bahan baku tuk dijadikan bahan baku mencatat jasa-jasamu
aku selalu ingat dan merasakan
belaianmu yang masih hangat

Ibu…
ketika ku mengingatmu
ku terasa sepi
karna jauh dari tempat tinggalmu
jauhmu tak bisa menghapus atas jasamu
yang sungguh mulia

ku menerawang melalui sinar mentari
yang menerobos celah bilik yang sempit
anginpun menghantarkan rinduku pada ibu
rindu yang berisikan doa dan asa

Ibu….
maafkanlah
ku tak bisa bertemu
agar kau sehat selalu
asamu tak munkin terhutung

dau-daun dan lautanpun tak cukup dijadikan bahan baku tuk dijadikan bahan baku mencatat jasa-jasamu
aku selalu ingat dan merasakan
belaianmu yang masih hangat


Aku Tak Tahu Mengapa

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

Saya tak tahu mengapa
Saya merasa agak melankolik malam ini
Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas kota ini
Dengan warna-warna baru
Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan
Semuanya terasa mesra tapi kosong
Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan
Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya
Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia
pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya
Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih
Hanya kemarahan yang membuat saya keluarkan  air mata
Bagi saya ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam hidup
dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan


Cinta Datang Dua Kali

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

 

Engkau bilang cinta itu datang dua kali
Di pagi dan malam hari
Pagi; saat rembulan mulai samar, embun menyelimuti daun-daun pisang kering
Malam; saat mentari beranjak pulang, kabut dingin menyapa hati yang terluka

 

 

ta ada arti

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
rebulan mu kini seperti leterah
bintang mu kini seperti mentari
mampu menyinari nmun ta bisa memberi arti
mampu menemanni nmun ta sehati
slalu kau senangi dan kau hayatti
nmun kau semakin ta berarti
ukap kan yang terjadi dan kau sesali
apa yang kau pilih adalah kesombongan hati yang tak pernah kau sadari
pahammi dan renungi kini kau ta berarti
dan bersujud pada illahi robbi

Tahun Baru

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Aku iba
Aku risih
Aku menagis di akhir tahun  malam ini
seperti biasa yang ku rasa
Ku lihat dari celah jendela
Ku sorotkan mata ke arah langit timur
Yang Terliahat hanyalah api yang mengelabuni arah pandang ku
Ku intip bulan dari balik kabut asap
Karena itu yang bias ku lakukan lewat jeruji besi jendela kamar ku
Ku pejamkan mata,dan aku pun menangis bebas
Karena kesepian ku hanya di temani pekik dari mulut mulut terompet
Dan hidupku hanya di temani kata kata  yang sepi



Bunda

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sembilan bulan lamanya
Rahim dalam berada
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia
Akhirnya aku lahir lahir juga

Dunia baru berseru
Pada diriku
Waktu dulu
Pada pangkuanmu

Jasa sejagat
Bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat

Bunda
Waktu terus berporos
Pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos
Doa pada bunda
Ananda bahagia

Bunda
Lanjut usia
Tetap saja kau setia
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa
Ku harap tak durhaka
Celakalah ananda
Neraka akan menyapa

Bunda
Ananda yang hina
Berharap tetap berguna
Walau jua tak ada
Selalu berusaha
Semoga bunda bahagia
Dunia memang berbeda
Tak mesti bersama
Bunda tetap di jiwa
Raga ananda,
Tetap bunda

Bunda
Untaian bunga
Ukiran bianglala
Lautan samudera
Intan permata
Kecantikan dunia
Tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya

Bunda
Wanita terhebat
Wanita terdekat
Ku kenal kau
Lewat nada merdu
Ku ucap kata ibu
Kaulah pelitaku
Tak akan padam
Terkadang meredam
Tetap tak mendendam

Dari kedingingan malam
Ananda memberi salam
Salam dari gubuk terdalam
Demi kerinduan terpendam


Puisi Sahabat

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
sahabat
kaulah yang s’lalu ada
disaat q membutuhkanmu…
sahabat…
aku ingin kau terus di samping q
aku ta’k ingin kau jauh dariku..
karna kau belahan jiwa q..
sahabat …
okh,,,,
sahabat…

AKU PERGI

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Setelah melintasi waktu bersimbah pesonamu
Kini semua terasa tiada
Makna yang terendap lama
Dan mendekam dalam gugusan matahari
Tak lagi bisa kuraba
Semua seperti kembali kosong

Harapanku akanmu,
Seperti menemui titik penghabisannya
Apa gerangan yang terjadi?
Tiba-tiba aku enggan mengumbar rinduku
Tiba-tiba aku ingin berhenti mencintaimu
Mungkinkah karena sikapmu yang makin lama tak lagi membiusku
Perlahan menghilang di balik dusta

Auramu yang makin pudar oleh sikap tak pasti
Angkuhmu melemahkanku
Bisumu menyurutkan langkahku
Aku lebih baik pergi…

Penantian waktu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Begitu lekat malam bermukim pada gelisahnya
Menganyam bathin menunggu kepastian
Yang tak kunjung hinggap
Pada waktu yang sedari tadi berkerumun
Mengais harap pada yang menjadi dambanya
Sedangkan waktu perlahan melahap malam
Melangkah berurai menjejaki yang baru
Gundah tetap setia bersarang
Pada kelopak penantianya
Sambil sesekali matanya merayap tajam
Pada jam yang sering berdentang
Sedikit  gumam dan gusar menggeliat dalam ketenangannya
Hingga ajal mengintai waktu dan menerjang

Puisi Untukmu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Kata-kata mu selalu ku kutip sebagai musim
yang berkelindan di jantung dan di urat nadi ku
menyemarakkan setiap detik waktu
mengamani jejak sendat serpihan hidup ku
dan sekarang aku berada dipangkuan mu
dimusim yang lain lagi
ku biarkan engkau selamanya dihati ku
jangan lagi untuk coba lari dari ku
?Jangan lagi untuk berpaling muka kepada ku
Kelak kita pada satu atap langit kehidupan

ta’ inginku !!

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
ta’ ingin kutatap dirimu lebih lama
jika akhirnya kaulah yang akan memalingkan muka
ta’ ingin kudengar lebih jelas saat kau bicara
jika akhirnya kaulah yang akan membisu dalam bait kita
ta’ ingin kudekatkan langkahku
jika akhirnya kaulah yang akan pergi meninggalkanku

setiap pagi itu tiba dengan secerah sinar surya
ataupun dengan mendung yang menghitam
ku inginkan malam itu segera menggantikannya dengan redupnya rembulan
agar tak dapat lagi kusaksikan kenyataan duniaku
tak dapat lagi kudengar kabar yang mengecilkan hatiku
yang membuatku menundukkan kepalaku
dan menyembunyikan butir” air mataku

derasnya hujan kuharapkan
agar dapat mengalahkan jeritan jiwa
di saat dia mengguyur tubuhku
maka aku tak perlu lagi menundukkan kepalaku
dia sudah membalut semua kesedihanku
walau hanya diatas wajahku bukan di dalam hatiku

 

goresan aksara luka

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
wahai bunga-bunga kesadaran
aku ajak engkau dengarkan nafas ringkih ini
yang ku hembuskan dari dalam relung sukma
ku kidungkan seruling jiwa dengan lirih berdarah
runcing sepucuk lesung tersayat sembilu

inikah wujud separuh ruhku
yang tersisih dari senyawa kekasih
aku terbuang kehilangan bentuk
ketika sebaris sya’ir merangkai ejaan terakhir
sepatah kata sepatah hati
tersirat makna tinggalku pergi

 

Puisi Pupus Harapan

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
berakhir sudah . . .
malam kini telah tiba . . .
sang fajar telah menutup matanya . . .
merah senja pun berganti hitam . . .

kelam . . .
atau mungkin aku buta ?
sunyi . . .
atau mungkin aku tuli ?


Puisi Kau dan Cintamu

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Kau adalah secercah cahaya mentari dipagiku
Namun sinarmu bukan ada untukku
Kau adalah tetesan embun dipagiku
Namun jernihnya bukan hadir untukku

Cintamu dulu masih rapi tersimpan di sudut hati
Meski kini sayang itu sudah ta’ utuh lagi
Cintamu dulu menuang segala harapan di jiwaku
Meski rIndu itu telah terbagi dalam waktuku


Puisi Kesetiaan Cinta

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Demi kesetiaan..
Buang jauh keraguanmu.
Jangan pernah berpikir aku akan berpaling
Karna itu akan membuatmu resah..

Tuanglah anggur putih ketulusan,
Sebagai jamuan penghormatan suci.
Dialtar pengabdian cinta sejati,
meski getir menantimu..

bukankah kita tau..
tak ada keutamaan dalam bercinta,
selain derita yang mesti dimengerti

dan demi kesetiaan…,
ku persembahkan hatiku untukmu
meski Tanya menggelitik hati ini,
salahkah aku jika pergi ‘tuk memiliki…???

Aku di sini

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.

diantara penghujung waktu
terus dan terus menyelusuri
dari ujung ke ujung sepi

aku masih disini
bersama waktu waktu yang kabur
hingga sampai saat ini
senja pun telah uzur

tetap disini
kian sepi
waktu pun membisu
tiada kata yang mampu ku kutip

masih saja di sini
tak beranjak sama sekali
terdiam dan tergugu
semua serba kelu


DI TEPI DAMBA

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Hening terpuruk terikat bayangmu
Membatu dalam benak tak mau pergi
Mengapa selalu ada bayangmu mengasah tajam
Di tepi damba yang berarak menuju hatiku
Bersimbah keindahan yang melukis birunya sinar matamu
Berpeluh cinta yang mempesonakan bagai sepotong senja
Detik ini, aku memeluk hening, untuk dirimu…

Kata Kata yang Ku Anggap merdeka

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
aku terdiam membisu
dengan wajah yang masih merunduk
menyeka bulir air mata satu persatu
mengeja dari sekira kira jarak yang melukai

aku siap pula mencincang kata kata yang ku anggap merdeka
hidup yang dulu jauh sesudah zaman
dengan lantang berteriak dengan bahasa asing
bersiap mengadu berbagai macam argument

catatan hidup  yang belum bersih
dari rona noda yang membiru
aku hanya tersenyum dingin
seru yang tak di dengar oleh satu pun penghuni tanah







Puisi Kekarepan

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
seindah surya menemui alamnya
kala datang
membawa aroma lekukan pipi
tercipta daku yang hanya kekarepan
pengen gitu tak bisa ..
seakan daku tak sanggup meraih nan jauh itu

 

 

DOA MU IBU

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
SATU KATA YANG KU UCAP PENGGANTI RAGA DI SAMPINGMU
AKU BERDIRI DISINI JAUH DARIMU
AKU BERJALAN DAN TERUS BERJALAN MENATAP MASA DEPAN
KADANG KERINDUAN UNTUK BERJUMPA DENGAN MU TAK BISA KU SEMBUNYIKAN
AKU BELUM SAMPAI DI DEMAGA CITA CITA UNTUK MELIHATMU KESANA
PERAHUKU MASIH OLENG DI HANTAM BADAI KEHIDUPAN
AKAN KAH KAU BISA MENUNGGUKU DI DERMAGA ITU
JIKA MEMANG SETIAP SORE KAU MELIHAT MENTARI SORE YANG TURUN PERLAHAN DI DALAM NYA LAUTAN
DISANA LAH AKU SAAT INI
ENTAH KAPAN AKU BISA MENDEKAP MU DI UJUNG SANA
KAN KUDAYUNG PERAHU TUAKU UNTUK MENEMUIMU IBU
DOAKAN AKU DENGAN KEIKHLASAN PENANTIANMU
KARNA ITU SEMANGAT UNTUKKU IBU
IBU
MUNGKINKAH MIMOIKU BISA KURAIH
AKU BERHARAP KESABARAN BISA MEMBAHAGIAKAN MU IBU
KARENA KERINGATKU SUDAH TAK SANGGUP KU SAPU LAGI IBU
AKU HARAPKAN DOAMU SELALU IBU
UNTUKKU BANGKITKAN AKU DALAM KETIDAK BERDAYAANKU
KAN KU LAWAN ARUS GELOMBANG DEMIMU IBU
AGAR AKU BISA MENJADI ANAK YANG BISA MEMBAHAGIAKAN MU

Puisi Setangkai Ilalang

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Di hamparan perbukitan cahaya hijau bergelombang
kita nikmati waktu yang terselip di pucukpucuk daun teh
kugenggam jemarimu kaugapit lenganku
menyusuri celah sempit perkebunan.

Berdua bermesraan menikmati pemandangan alam
lerenglereng indah, nyanyian prenjak yang berpindahpindah
lalu lalang kita tumbuh menjelma bunga ilalang
menghiasi jalan setapak memperindah jejak kenangan.

Kupetik setangkai, erat kugenggam di jarimu
senyummu terurai, sesaat terdengar bisik sayang
cahaya senja tetirah di punggung perbukitan
tebing doa kita panjat hingga puncaknya.

Puisi Sebait Senja

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Di langit senja garis-garis
lembayung bagai permadani tak bertepi
kulihat lambaian tanganmu berselimut sutera tipis
menyeret isi hatiku menjelma sungai mengalir deras
begitu membuncah menuju muara, melibas segala keraguan

aku pulang ke samudra hatimu.
TANPA JUDUL PART 2
R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sebuah lakon yang dimainkan
Melalui kisah kehidupan anak manusia
Banyak cerita yang diperankan

Rama dan Shinta dengan kisah cintanya
Pandawa dan Kurawa dengan perang saudaranya
Punakawan dengan tingkah lucunya, dan
Semar dengan petuah dan nasehatnya

Mengapa tak banyak orang yang menikmatinya
Berjuta kisah yang penuh makna ada didalamnya
Sebuah budaya, yang patut dijaga

Apa Kau itu indah??

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Sebening embun, indah parasmu..
Sejernih air, halus budimu..
Seputih awan, bersih hatimu..

menyejukkan, menyenangkan, membahagiakan, dan menenangkan,
itu tabiatmu..
tabiatmu saat berada disisiku..
mungkin juga tabiat aslimu saat berada di sisi jiwa-jiwa yang lainnya pula..

satu kata yang pantas untukmu..
kau…itu indah..
indahmu tak kan terbandigkan dengan apapun jua di dunia ini..
indahmu sungguh membahana..
membangkitkan kembali hati ini yang telah lama dahaga
akan air-air cinta..

kau..itu indah..
sebegitu indahnya…
sampai buatku tak kuasa tuk bisa berpaling darimu..
mengindahkanmu, meskipun sedetik saja..
ku tak kuasa..

kau…itu indah..
terlampau indahnya sampai kau tak pernah melihat ku disini..
tak pernah mengindahku yang memang jauh sekali dari kata indah menurutmu..
tak pernah melirik pun kepadaku yang mungkin bag malaikat tak rupawan,
tak bersayap, dan tak cemerlang…
menurutmu

kau..itu indah..
tapi sekejap saja indahmu jadi sirna dimataku..
semenjak ku tahu..
jikalau kau tak pernah sekalipun
pengindah ‘indah’ ku…



Dimana Malam

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Malam tanpa aku
Bukan malam bagiku
Jangan marah wahai malam
Aku hanya merindukamu seperti malamku
Tanpa bulan
Tanpa bintang
Hanya engkau sejatimu
Dan malam hatiku

puisi aku..kau..dan dia

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
aku…yang berjalan dengan mauku mencintaimu dengan cinta dalam hatiku..
kau..yang kucintai dengan rasa yang aku miliki sekalipun kutahu cinta kita sulit untuk diperjuangkan saat ini..
dia…yang memang telah memiliki secara ragawi tapi tak pernah bisa merengkuh hati ini..
menatap sedih dengan kehidupan yang harus dijalani…
cinta segitiga yang penuh dengan likuan jalan…
ada air mata, ada luka, ada takut, ada kecewa..
bercampur aduk…
antara cinta, kasihan dan pengkhianatan…
sampai kapan…
entahlah aku hanya mampu tertunduk diam dalam keheningan…
tanpa harus berkata apa-apa..
dan hanya bisa ucapkan aku hanya mampu menjalaninya…
suatu saat akan memutuskan dan smoga indah pada akhirnya…
cinta dalam hati menjadi ukiran indah dalam diri…

ratap hani teraniaya

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
Hari teras sunyi  di hati,
Mata menatap dgn alunan perih,
Sepi  temani  diri  dan hari,
Ingin pergi Tak kuasa  Hadapi  Emosi
Ya alloh
Bimbingku  senantiasa di jlnmu
Jauhkan  dari  godaan  Syetan
Ampuni tindakan  yg kulakukan

ingin  kembali  kepelukanmu
Bermanja  dan mengadu kpdmu
Apda daya ku hanya kecil  di matamu
Namun  kupercaya  akan kebesaranmu  ya alloh

Selamat Tidur Kasihku

R.DIAZ SUKMA LAKSANA PUTRA.
dikala terang berganti kelam
kupu-kupu pejamkan mata
kunang;kunang terangi maya pada
bila raga telah letih berjalan
tidur adalah satu tujuan
untuk mendapatkan kedamaian
tidurlah wahai kasihku
bersselimut bulan dan bintang
seiring dengan do’aku
semoga para malaikat surga
menjaga lelepmu
hingga pagi kembali menyambutmu